Popular Post

Archive for Maret 2016

TEORI KEPRIBADIAN SEHAT DALAM ALIRAN PSIKOANALISA, BEHAVIORISTIK DAN HUMANISTIK

By : Rifda.pawae


NAMA/NPM : IRTIA RIFDA PAWAE (15514473)
KELAS : 2PA07
JURUSAN  : PSIKOLOGI GUNADARMA 2014

KAMIS, 31 MARET 2016
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT

PENDAHULUAN
Berkepribadian sehat ialah impian dari semua orang. Namun bagaimana cara agar berrkepribadian sehat belum diketahui oleh sebagian besar orang. Sehingga faktanya banyak yang tak mampu menjadi pribadi yang sehat.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan kepribadian sehat itu ? bagaimana sifat-sifat orang yang memiliki kepribadian sehat ? dan apakah kita sudah termasuk orang-orang yang memiliki pribadi yang sehat ? pertanyaan-pertanyaan itulah yang akan muncul dipikiran kita jika kita berbicara menganai kepribadian sehat.
Kepribadian sendiri ialah kata yang sangat umum dalam dunia psikologi. Kepribadiann seseorang dapat dinilai dari kemampuannya bereaksi terhadap setiap permasalahan yang dia temui sehari-hari. Sedangkan istilah sehat itu sendiri merupakan baguan dari harta manusia yang tak ternilai harganya. Sehat merupakan anugerah dari Sang Maha pencipta yang selalu disandang oleh individu yang sadar akan hal tersebut. Sehingga hanya orang-orang yang sadarlah yang akan menjaga dengan baik anugerah yang dimilikinya ini yaitu kesehatan.   
postingan kali ini ingin penulis sampaikan penulis sampaikan kepribadian sehat utuh menurut beberapa aliran besar dalam psikologi, yaitu aliran psikoanalisa, behavioristik, dan humanistik.  
TEORI
Aliran Psikoanalisis

     Pencetus awal Psikoanalisis adalah Sigmund Freud. Freud pada awalnya mengembangkan teorinya mengenai struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa dan dengan konsep teorinya yakni perilaku dan pikiran. Freud menjelaskan tentang struktur kepribadian individu, meliputi :
  1. ID
ID adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. ID terdiri dari dorongan-dorongan biologis seperti makan, seks, dan agresifitas. Menurut Freud, ID adalah sumber segala energi psikis sehingga menjadi komponen utama kepribadian.



    2.  EGO
EGO adalah komponen kepribadian yang disebut prinsip realitas "reality principle". EGO menyesuaikan diri dengan realitas. EGO bekerja berdasarkan prinsip-prinsip realitas yang berusaha untuk memuaskan keinginan ID dengan cara yang realitas dan sosial yang sesuai.


   3. SUPEREGO
SUPEREGO disebut prinsip moral, yakni mengontrol perilaku dari segi moral. SUPEREGO memberikan pendoman untuk membuat penilaian.

Kepribadian yang sehat menurut Psikoanalisis :
  1. Menurut Freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
  2. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan dengan belajar.
  3. Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari SUPEREGO terhadap ID dan EGO.
  4. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada menilainya.
  5. Dapat menyesuaikan keadaan dengan berbagai dorongan dan keinginan.
Aliran Behavioristik
    
     Behavioristik merupakan aliran yang di dirikan oleh J.B.Watson. Selain Watson ada beberapa orang yang dipandang sebagai tokoh Behaviorisme diantaranya adalah Ivan Pavlov, E.L.Thorndike, B.F.Skinner. Watson dalam berbagai eksperimennya mencoba menunjukkan betapa besarnya pengaruh lingkungan terhadap tingkah laku.

Kepribadian sehat menurut Behavioristik
  1. Memberikan respon terhadap faktor dari luar, seperti orang lain dan lingkungan.
  2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman.
  3. Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang objektif.
Aliran Humanistik
    Aliran Humanistik merupakan kontribusi besar dari psikolog-psikolog terkenal seperti Carl Rogers, Goldon Allport, dan Abraham Maslow. Humanistik memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal.
      Menurut Aliran Humanistik kepribadian yang sehat dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat di dalam dirinya sendiri. Bukan hanya mengandalkan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu. Ciri dari kepribadian yang sehat adalah mengaktualisasikan diri. Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya.

Berikut ini akan dijelaskan pendapat beberapa tokoh mengenai KEPRIBADIAN SEHAT, diantaranya :

     A. ALLPORT

Secara umum teori Allport memberikan definisi yang positif terhadap manusia. Hal tersebut terlihat dari teorinya yaitu "gambaran kodrat manusia adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung."
Menurut Allport, kepribadian manusia adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Allport berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis adalah kepribadian yang sehat dan merupakan hal yang mutlak. Dalam teorinya, Allport memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang.

Karakteristik kepribadian yang sehat menurut Allport :
  1. Memiliki kebutuhan yang terus menerus dan bervariasi serta menyukai tantangan baru.
  2. Tidak menyukai hal-hal yang rutin dan mencari pengalaman-pengalaman baru.
  3. Mengambil resiko, berspekulasi dan menyelidiki hal-hal baru.
  4. Aktivitas yang menghasilkan ketegangan.
  5. Memulai tantangan dan pengalaman baru manusia dapat bertumbuh dan berkembang.
  6. Pribadi sehat berfungsi secara sadar dan menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang dimilikinya.
  7. Pribadi yang matang tidak dikontrol oleh trauma dan konflik masa kanak-kanak.
  8. Kebahagiaan bukan suatu tujuan hidup melainkan hasil dari keberhasilan integritasi kepribadian dalam mengejar inspirasi dan tujuan hidupnya.
  9. Kepribadian yang sehat yakni "principle of mastery and competency".
  10. Proprium "self" yaitu setiap kepribadian memiliki keunikan masing-masing.
     B. CARL ROGERS
Orang sehat menurut Rogers adalah orang yang bisa mengaktualisasikan dirinya. Aktualisasi diri adalah suatu proses yang sulit dan terkadang menyakitkan. Aktualisasi diri terjadi berkesinambungan, tidak statis. Pribadi yang sehat menurut Rogers adalah pribadi yang mampu berfungsi sepenuhnya. Mereka mampu mengalami secara mendalam keseluruhan memosi, kebahagiaan atau kesedihan, gembira atau putus asa.

Ciri-ciri pribadi yang sehat , menurut Carl Rogers :
  1. Memiliki persaan yang kuat.
  2. Dapat bertindak bebas.
  3. Kreatif dan spontan.

     C. ABRAHAM MASLOW
Menurut Maslow, setiap individu memiliki potensi untuk berkembang "personal growth". Dalam menjelaskan kebutuhan manusia, Maslow membentuk hirarki kebutuhan menjadi :
1. Kebutuhan fisisologis.
2. Kebutuhan rasa aman.
3. Kebutuhan kasih sayang.
4. Kebutuhan penghargaan.
5. Aktualisasi diri.
     Kepribadian normal ditandai oleh unitas, integritas, konsistensi dan koherensi. Kegagalan memenuhi kebutuhan ditunjuk sebagai penyebab utama psikopatologi karena pengalaman kasih sayang anak-anak menjadi dasar kepribadian yang sehat.

Ciri-ciri pribadi yang sehat menurut Abraham Maslow :
  1. Menerima realitas secara tepat.
  2. Menerima diri dan orang lain apa adanya.
  3. Bertindak secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat.
  4. Memusatkan pada masalah-masalah bukan pada perseorangan.
  5. Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain.
  6. Memiliki ruang untuk diri pribadi.
  7. Menghargai dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru.
  8. Memiliki pengalaman-pengalaman yang memuncak.
  9. Memiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat.
  10. Memiliki relasi yang akrab dengan beberapa teman.
  11. Megarah pada nilai-nilai demokratis.
  12. Memiliki nilai-nilai moral yang tangguh.
  13. Memilki rasa humor yang tinggi.
  14. Menemukan hal-hal baru, ide-ide segar, dan kreatif
  15. Memiliki integritas tinggi yang total.
     D. ERICH FROMM
Kepribadian yang sehat menurut adalah penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat yang merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuhan batin dan tuntutan dari luar dan seseorang menerapkan karakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat. Kepribadian sehat juga karena adanya keinginan untuk mencintai dan dicintai.

Fromm menyebut kepribadian yang sehat adalah orientasi produktif. Konsep tersebut menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dan potensi manusia. Fromm memberikan suatu gambaran jelas tentang kepribadian yang sehat, yaitu :
  1. Pribadi yang sehat mencintai dengan sepenuhnya.
  2. Kreatif.
  3. Memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang snagat berkembang.
  4. Berhubungan dan berakar didunia.
  5. Subjek atau pelaku dari diri dan nasib.
  6. Bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
ANALISIS
 Dari sejumlah defenisi kepribadian menurut para tokoh dalam tiga aliran besar dalam psikilogi diatas dapat menjadi pemahaman tambahan akan makna dari kepribadian sehat itu sendiri. Kepribadian sehat yang dimaksud ialah bagaimana setiap individu mampu mengembangkan potensi kreatif yang ada dalam tiap individu. Mampu berfikir bagaimana cara penyelesaian setiap permasalahan dengan bijak ialah salah satu ciri orang yang berkepribadian sehat. Tidak selalu yang sehat ialah yang miliki fisiknya kuat karena esensi dari sehat ialah bagaimana memadukan kesehatan fisik dan psikis yang mampu mengantarkan seseorang  kepada kebahagian lahir batin sebagaimana yang dimaksud dengan sehat jasmani dan rohani.
Sigmund Freud katakan bahwa miliki pribadi yang sehat ialah pribadi yang mampu menyeimbangkan antara Id, Ego, dan superego. Artinya freud lebih menekankan pengaruh dalam psikis manusia dalam berkepribadian yang sehat.  Watson, Thordike dan skinner lebih menitikberatkan pengaruh lingkungan dalam membentuk pribadi yang sehat. Maslow pun hadir dengan teorinya yang lebih melihat akan tingkatan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi sebelum menuju ke aktualisasi diri dan menjadi pribadi yang sehat. Yang terakhir ada aliran humanistic yang lebih menekankan keunikan pada setiap orang dalam menciptakan kreativitas menjadi pribadi yang sehat dan mampu meningkatkan potensi kreatif pada setiap individu untuk menjadi seorang prIbadi yang sehat.
KESIMPULAN
Lewat pembahasan  mengenai kepribadian yang sehat menurut para tokoh diatas, dapat ditarik benang merahnya yaitu pribadi yang sehat ialah paduan utuh antara kesehatan fisik dan psikis atau jasmani dan rohani yang sudah dinyanyikan sejak dulu. Berkepribadian sehat tidak hanya ditentukan dengan miliki fisik yang kuat namun bagaiman setiap individu mampu mengembangkan potensi kreatif dalam diri dan banyak lagi sikap yang dapat ditujukan dalam menyikapi setiap permasalahan dengan bijak dalam keseharian. Menjadi pribadi yang sehat ialah dambaan semua orang. Semoga postingan ini dapat membantu semua pembaca untuk memiliki pribadi yang sehat.

Fenomena Kesehatan Mental, Konsep Normal Abnormal pada Masyarakat

By : Rifda.pawae


NAMA            :  IRTIA RIFDA PAWAE
NPM                : 15514473
KELAS          : 2PA07
JURUSAN      : Psikologi Universitas Gunadarma

FENOMENA KESEHATAN MENTAL, KONSEP NORMAL ABNORMAL DI MASYARKAT KITA


PENDAHULUAN
Kesehatan mental adalah istilah yang mencakup banyak aspek dari kemampuan kita dalam mengatasi stres dan menikmati hidup. Orang menggunakan istilah kesehatan mental untuk menggambarkan masalah-masalah depresi, pergolakan emosional, rasa sakit emosional atau diagnosis psikologis langsung seperti psikosis atau schizofrenia. Dalam diagnosis dari banyak masalah atau gangguan kesehatan mental, terapis mengevaluasi faktor psikososial kesehatan mental yang mempengaruhi penderita dan faktor juga sumber dari kesehatan mental.
Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.
Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta membentuk hubungan positif dengan orang lain.
Namun sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk.
Tidak mengherankan jika penyakit mental dapat menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari penderitanya, misalnya terganggunya interaksi atau hubungan mereka dengan orang lain, terganggunya prestasi di ruang lingkup pendidikan, dan terganggunya produktivitas dalam pekerjaan.




LANDASAN TEORI

A.    KESEHATAN MENTAL
1.      Definisi Kesehatan Mental
      Dalam mendefinisikan kesehatan mental, sangat dipengaruhi oleh kultur  dimana seseorang tersebut tinggal. Apa yang boleh dilakukan dalam suatu budaya tertentu, bisa saja menjadi hal yang aneh dan tidak normal dalam budaya lain, dan demikian pula sebaliknya(Sias,2006). Menurut Pieperdan Uden (2006), kesehatann mental adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang relistis terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan
dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya. Notosoedirjo
dan Latipun (2005), mengatakan bahwa terdapat banyak cara dalam mendefenisikan kesehatan mental (mental hygene) yaitu:
-          karena tidak mengalami gangguan mental,
-          tidak jatuh sakit akibat stessor,
-          sesuai dengan kapasitasnya dan selaras dengan lingkungannya, dan
-          tumbuh dan berkembang secara positif.
a.      Sehat mental karena tidak mengalami gangguan mental.
 Orang yang sehat mentalnya adalah orang yang tahan terhadap sakit jiwa atau terbebas dari sakit dan gangguan jiwa. Vaillaint (dalam Notosoedirjo & Latipun, 2005), mengatakanbahwa kesehatan mental atau psikologis itu “as the presence of successfull adjustmet or the absence of psychopatology” dan yang
dikemukakan oleh Kazdin yang menyatakan kesehatan mental ”as a state in which there is an absence of dysfunction in psychological, emotional, behavioral, and sosial spheres” Pengertian ini bersifat dikotomis, bahwa orang berada dalam keadaan sakit atau sehat psikisnya. Sehat jika tidak terdapat sedikitpun gangguan psikisnya, dan jika ada gangguan psikis makadiklasifikasikan sebagai orang sakit. Dengan kata lain sehat dan sakit itu mental itu bersifat nominal ytang dapat dibedakan kelompok-kelompoknya. Sehat dengan pengertian ”terbebas dari gangguan”, berartijika ada gangguan sekialipun sedikit adanya, seseorang itu diangganb tidak sehat.
b.      Sehat mental jika tidak sakit akibat adanya stressor
     Notosoedirjo dan Latipun (2005),mengatakan bahwa orang yang sehat mentalnya adalah orang yang dapat menahan diri untuk tidak jatuh sakit akibat stressor( sumber stres). Seseorang yang tidaksakit meskipun mengalami tekanan-tekanan maka menurut pengertian ini adalah orang yang sehat. Pengertian ini
sangat menekankan pada kemampuan individual merespon lingkungannya.
c.       Sehat mental jika sejalan dengan kapasitasnya dan selaras dengan lingkungannya
    Michael dan Kirk Patrick (dalam Notosudirjo & Latipun, 2005) memandang bahwa individu yang sehat mentalnya jika terbebas dari gejala psikiatris dan individu itu berfungsi secara optimal dalam lingkungan sosialnya. Pengertian ini terdapat aspek individu dan aspek lingkungan. Seseorang yang sehat mental itu jika sesuai dengan kapasitasnya diri sendiri, dan hidup tepat yang selaras dengan lingkungannya.
d.      Sehat mental karena tumbuh dan berkembang secara positif
    Frank, L. K. (dalam Notosudirjo & Latipun, 2005) merumuskan pengertian kesehatan mental secara lebih komprehensif dan melihat kesehatan mental secara ”positif”. Dia mengemukakan bahwa kesehatan mental adalah orang yang terus menerus tumbuh, berkembang dan matang dalam hidupnya, menerima tanggung jawab, menemukan penyesuaian (tanpa membayar terlalu tinggi biayanya sendiri atau oleh masyarakat) dalam berpartisipasi dalam memelihara aturan sosial dan tindakan dalam budayanya.
      Dari berbagai pengertian yang ada, Johada (dalam Notosoedirjo dan Latipun, 2005),merangkum pengertian kesehatan mental dengan mengemukakan tiga ciri pokok mental yang sehat:
(a) Seseorang melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan atau melakukan usaha untuk menguasai, dan mengontrol lingkungannya, sehingga tidak pasif menerima begitu saja kondisi sosialnya.
(b) Seseorang menunjukkan kutuhan kepribadiaanya – mempertahankan integrasi kepribadian
yang stabil yang diperoleh sebagai akibat dari pengaturan yang aktif.
(c) Seseorang mempersepsikan “dunia” dan dirinya dengan benar, independent dalam hal kebutuhan pribadi.

Kriteria Pribadi yang normal menurut W.F. Maramis.
 Menurut Maramis,  terdapat enam kelompok sifat yang dapat dipakai untuk menentukan ciri-ciri pribadi yang  Sehat-Normal, adalah sebagai berikut :
-          Sikap terhadap diri sendiri : menerima dirinya sendiri, identitas diri yang memadai, serta  penilaian yang realistis terhadap kemampuannya.  .
-          Integrasi: kesatuan kepribadian, bebas dari konflik pribadi yang melumpuhkan dan memiliki daya tahan yang baik terhadap  stres.
-          Kemampuan : memiliki kemampuan dasar secara fisik, intelektual, emosional, dan sosial sehingga mampu mengatasi berbagai masalah.
-          Otonomi : memiliki kepercayaan pada diri sendiri yang memadai, bertanggung jawab, mampu mengarahkan dirinya pada tujuan hidup.
   
1.   Defini Abnormal
      Abnormal artinya menyimpang dari yang normal. Manusia merupakan makhluk multi dimensional. Manusia merupakan makhluk biologis, makhluk individu, makhluk sosial, makhluk etis, dst, sehingga perilaku manusia dapat dijelaskan dari dimensi-dimensi tersebut, begitu juga bila berbicara mengenai abnormalitas jiwa.
2.   Kriteria Abnormal
      a.    Abnormalitas menurut  Konsepsi  Statistik
Secara statistik suatu gejala dinyatakan sebagai abnormal bila menyimpang dari mayoritas. Dengan demikian seorang yang jenius sama- sama abnormalnya dengan seorang idiot, seorang yang jujur menjadi abnormal diantara komunitas orang yang tidak jujur.
      b.   Abnormal  menurut  Konsepsi  Patologis
Berdasarkan konsepsi ini tingkah laku individu dinyatakan tidak normal bila terdapat simptom-simptom (tanda-tanda) klinis tertentu, misalnya ilusi, halusinasi, obsesi, fobia, dst. Sebaliknya individu yang tingkah lakunya tidak menunjukkan adanya simptom-simptom tersebut adalah individu yang normal.
     c.     Abnormal  menurut  Konsepsi Penyesuaian Pribadi
Menurut konsepsi ini seseorang dinyatakan penyesuaiannya baik bila yang bersangkutan mampu menangani setiap masalah yang dihadapinya dengan berhasil. Dan hal itu menunjukkan bahwa dirinya memiliki jiwa yang normal. Tetapi bila dalam menghadapi masalah dirinya menunjukkan kecemasan, kesedihan, ketakutan, dst. yang pada akhirnya masalah tidak terpecahkan, maka dikatakan bahwa penyesuaian pribadinya tidak baik, sehingga dinyatakan jiwanya tidak normal.
     d.    Abnormal menurut  Konsepsi Penderitaan/tekanan  Pribadi
Perilaku dianggap abnormal jika hal itu menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi individu.  Tidak semua gangguan (disorder) menyebabkan distress. Misalnya psikopat yang mengancam atau melukai orang lain tanpa menunjukkan suatu rasa bersalah atau kecemasan. Juga tidak semua penderitaan atau kesakitan merupakan abnormal. Misalnya seseorang yang sakit karena disuntik.  
e.         Perilaku berbahaya
Perilaku yang menimbulkan bahaya bagi orang itu sendiri ataupun orang lain  dapat dikatakan abnormal.
 f.     Abnormalitas  menurut  Konsepsi  Sosio-kultural
Menurut konsepsi ini seseorang dinyatakan penyesuaiannya baik bila yang bersangkutan mampu menangani setiap masalah yang dihadapinya dengan berhasil. Dan hal itu menunjukkan bahwa dirinya memiliki jiwa yang normal. Tetapi bila dalam menghadapi masalah dirinya menunjukkan kecemasan, kesedihan, ketakutan, dst. yang pada akhirnya masalah tidak terpecahkan, maka dikatakan bahwa penyesuaian pribadinya tidak baik, sehingga dinyatakan jiwanya tidak normal
      g.    Abnormalitas menurut  Konsepsi Kematangan  Pribadi
Menurut konsepsi kematangan pribadi, seseorang dinyatakan normal jiwanya bila dirinya telah menunjukkan kematangan pribadinya, yaitu bila dirinya mampu berperilaku sesuai dengan tingkat perkembangannya.
      h.    Disability (tidak stabil)
                                  Individu mengalami ketidakmampuan (kesulitan) untuk mencapai tujuan karena abnormalitas yang dideritanya. Misalnya para pemakai narkoba dianggap abnormal karena pemakaian narkoba telah mengakibatkan mereka mengalami kesulitan untuk menjalankan fungsi akademik, sosial atau pekerjaan.


ANALISIS

Di tahun-tahun terakhir ini sudah kita ketahui bahwa sering kali terjadi kecelakaan dimana-dimana. Entah itu tabrakan antara mobil dengan mobil, motor dengan motor atau dengan keduanya. Terlebih, yang membuat kita miris terhadap peristiwa kecelakaan ini, para pejalan kaki pun bisa di renggut begitu saja nyawanya oleh pengendara motor atau mobil. Padahal jalan yang di lalui para pejalan kaki sudah tepat. Pada peristiwa ini, sudah pasti para korban (yang masih hidup) ataupun keluarga korban yang ditinggalkan akan mengalami suatu gangguan mental yang luar biasa yang mengakibatkan trauma, seperti misalnya korban tidak mau lagi melewati jalan dimana saat kecelakaan yang dialaminya terjadi, atau menaiki kendaraan yang sama ketika terjadi kecelakaan pada waktu lalu, dsb. Hal ini menimbulkan depresi yang besar atau bahkan bisa menjadi stres karena ketidaksiapan mereka ditinggalkan oleh orang-orang yang mereka cintai. Hal ini tidak berlangsung sebentar. Semua ini sudah pasti mengganggu kesehatan mental, karena mungkin sebagian dari mereka menahan stres, kemarahan, atau bahkan bisa menimbulkan dendam. Butuh waktu untuk menghilangkan semua perasaan “kacau” pada semua korban. Terlebih, jika korban mengalami luka yang parah dan harus segera dibawa ke ruang gawat darurat. Keadaan ini tidak hanya mengganggu kesehatan mental. Jika terjadi secara berlarut-larut, akan berdampak juga pada kesehatan fisik mereka.
Mental dan fisik adalah dua komponen yang berbeda. Dari segi bahasa, mental sering disebut dengan jiwa (psikis) dan fisik biasa disebut tubuh (raga). Keduanya adalah komponen penyusun manusia, yang saling mempengaruhi. Seperti kata pepatah Yunani “dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa dan pikiran yang sehat”. Tetapi bagaimana jika salah satunya mengalami sakit, apakah berdampak pada yang lainnya?
Mungkin kita pernah mengalami sakit, atau pernah melihat orang yang sakit dalam waktu yang lama, maka akan berdampak pada kesehatan psikis. Kemungkinan karena kesehatan fisik yang terganggu bisa membuat seseorang stress berat, hingga mengalami depresi yang merupakan tanda-tanda gangguan jiwa. Gangguan fisik yang mempengaruhi keadaan mental disebut dengan gangguan psikosomatik. Gangguan fisik ini dapat mempengaruhi keadaan emosi seseorang. Seorang yang sakit gigi misalnya, dapat menjadi pendiam atau bahkan beringas jika ada sesuatu yang menggangunya.
Bagaimana dengan gangguan mental, apakah bisa mempengaruhi keadaan fisik? Kasus ini adalah kasus terbanyak yang dialami oleh orang sakit. Banyak orang yang mengeluh pusing, migraine, sakit kepala, bahkan lumpuh secara fisik tidak ada diagnosa penyakit yang dideritanya. Dalam dunia medis ini disebut gangguan somatoform. Somatoform adalah gangguan mental yang mempengaruhi fisik, tetapi pada dasarnya, fisiknya tidak mengalami gangguan apa-apa. Kepercayaan orang yang mengalami gangguan somatoform ini, menganggap bahwa dirinya mengidap sebuah penyakit yang kronis. Tentu saja untuk mengobatinya, bukan dengan mengobati fisiknya. Tetapi mengobati psikisnya yang merupakan gangguan terhadap fisik.
Ini menunjukkan bahwa kedua gangguan diatas, mental dan psikis sama-sama mempunyai pengaruh yang sangat besar. Jika salah satunya sakit, membuat yang lain mengalami disfungsi.
Sebuah gangguan mental mengacu pada salah satu dari banyak kondisi kesehatan mental yang berbeda. Kondisi ini ditandai oleh gangguan fungsi, kesedihan dan perilaku atipikal. Gangguan faktor psikologis kesehatan mental memainkan peranan penting. Faktor psikososial mencakup perkembangan psikologis maupun perilaku dan perkembangan sosial seseorang. Jadi sebenarnya, orang yang bersyukur dan selalu berusaha untuk merasa bahagia, adalah orang-orang yang lebih sehat secara fisik maupun mental.







KESIMPULAN
Dari berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat pada saat ini menunjukan bahwa adanya pengaruh antara fisik dan psikis yang akan berpengaruh pada mental yang sehat seperti dimaksud pada kajian teori sebelumnya.  Olehnya itu sudah sepatutnya kesehatan mental individu harus dijaga dengan baik agar nantinya tidak terjadi gangguan-gangguan kesehatan mental yang sudah disebutkan diatas.
Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar. Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta membentuk hubungan positif dengan orang lain.
Konsep normal dan abnormal dalam masyarkat ialah sangat subjektif, dari segimana orang mengkategorikan konsep tersebut dapat dilihat dari sejauh mana dia memahami konsep normal dan abnormal tersebut. Hal ini juga disebabkan  ada beberapa konsepsi dalam menggolongkan perilaku abnormal tersebut.



DAFTAR PUSTAKA

http://health.liputan6.com/read/2466114/media-sosial-tidak-selalu-buruk-terhadap-kesehatan-mental


- Copyright © rifda pawae - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -