Archive for Januari 2016
Fenomena-fenomena Psikologi dan Internet ; Seks Dalam Internet
By : Rifda.pawae
Senin, 25 Januari 2016
Tanggal dan waktu Upload : 25/01/2016 ( 21.30)
Kita tahu bahwa dengan adanya internet
maka semuanya terasa tidak terbatas antara ruang dan waktu. Semua dimensi
terlampaui oleh media yang namanya website dan internet. internet menyuguhkan
informasi dengan cara yang lebih menarik. Misalnya, bila ada gambar pada suatu
artikel, gambar tersebut kadang bergerak (animasi). Banyak manfaat yang dapat
diperoleh dari penggunaan internet karena tersedianya informasi yang lengkap
tentang segala hal. Namun, internet juga memiliki efek buruk seperti tindakan
plagiat. Seks dalam internet, kecanduan online game. Dalam postingan ini, saya
akan membahas mengenai seks dalam internet.
Seks dalam Internet
Media online sebagai salah satu sarana media baru yang
muncul seiring kemajuan internet. Munculnya media baru ini berpengaruh terhadap
perilaku penyimpangan sosial, khususnya terhadap perilaku seksual dan kehamilan
di usia remaja.
Cybersex, saat ini telah menjadi sebuah fenomena seksual yang
bertumbuh cukup pesat, terutama di kota-kota besar dimana internet semakin
mudah diakses. Apalagi ditambah pula semakin menjamurnya situs porno,
fasilitas chatting yang menawarkan webcam dan internet
phone.
Bila sudah menjadi kecanduan, cybersex ini
menjadi kombinasi adiksi, yaitu adiksi seks dan adiksi internet, dimana
seseorang secara berulang menggunakan fasilitas internet guna pemuasan hasrat
seksualnya. Secara harfiah, cybersex dapat diartikan sebagai
pemuasan hasrat seksual menggunakan fasilitas internet. Bahkan, fenomena ini
telah merambah dunia bisnis, tentunya untuk meraup keuntungan dari berbagai
jasa yang ditawarkan.
Secara garis besar terdapat 3 kategori cybersex:
·
Online porn: gambar porno, dan cerita-cerita erotis
·
Real time
interaction: chatting dimana topik yang
dibicarakan adalah seks, “berhubungan seksual” lewat dunia maya, webcam
sex.
·
Multimedia-software: game erotis, video porno.
Penyebab adiksi/kecanduan cybersex antara
lain:
1. Aksesibilitas
Saat ini fasilitas internet telah dapat diakses dengan
sangat mudah. Dalam arti dapat dikonsumsi secara publik dari berbagai golongan
sosial tanpa memandang usia, pekerjaan, jenis kelamin, dll.
2. Isolasi
Cybersex menawarkan kesempatan seseorang untuk terpisah dari
orang lain, dan lebih jauh lagi untuk terperosok lebih jauh lagi dalam hal
fantasi seksualnya tanpa takut tertular penyakit, kehamilan tak diinginkan,
dll.
3. Anonim
Kondisi para pelaku cybersex yang
anonim ini membuatnya lebih kecanduan menggunakan internet sebagai fasilitas
pemuas hasrat seksual. Cybersex menawarkan anonimitas, dimana
pelakunya tidak perlu takut dikenali masyarakat bila mengunjungi prostitusi,
mengunjungisex shop, striptease club, dll. Dan identitas di
dunia maya pun dapat dikaburkan.
4. Terjangkau
Saat ini, fasilitas cybersex sangat
terjangkau, dan internet juga cukup murah. Fasilitas chatting gratis,
begitu pula materi-materi porno yang terkandung dalam berbagai situs porno juga
banyak yang dapat dilihat tanpa biaya hingga dapat di-download dengan
cepat. Tentu saja dibandingkan dengan jasa prostitusi yang berbayar dan
berisiko tertular penyakit.
5. Fantasi
Cybersex juga menawarkan bagi pelakunya untuk berfantasi secara
bebas dimana mungkin fantasinya itu bertentangan dengan norma masyarakat.
Termasuk didalamnya adalah menentukan kriteria fisik lawan jenis yang
diinginkan, skenario chat sex yang akan dinikmati, dll.
Berikut tanda-tanda seseorang yang telah kecanduan
seks via internet, seperti dilansir dari onlymyhealth, antara lain:
1. Menghabiskan
waktu berjam-jam untuk melihat hal-hal yang berbau porno di internet, seperti
video atau foto-foto porno.
2. Orang
kecanduan seks via internet selalu melibatkan diri dalam obrolan seks online.
Hal ini merupakan cara untuk menikmati fantasi seksual sehingga melupakan
aktivitas lainnya karena terlaru larut obrolannya.
3. Akan
berperilaku menjengkelkan jika tidak dapat mengakses internet. Bagi orang yang
sudah kecanduan seks via internet tidak akan bersikap normal jika tidak
menyalurkan keinginan seksualnya dengan berselancar di dunia maya.
4. Orang
yang telah kecanduan seks via internet akan merasa berkurangnya keintiman
seksual dan kesenangan dalam kehidupan nyata. Orang tersebut akan membandingkan
kehidupan nyata dengan kehidupan seks virtual yang membuatnya lebih puas.
5. Selalu
berfantasi tentang seks.
6. Bersikap
defensif ketika orang lain memberitahu bahwa dirinya telah menghabiskan waktu
berjam-jam di internet. Orang yang telah kecanduan seks via internet selalu
takut tertangkap basah oleh orang lain ketika sedang menyalurkan hasrat
seksualnya dan membuatnya bersikap skeptis.
7. Selalu
merasa bersalah tetapi tidak dapat mengendalikan keinginannya untuk berselancar
di dunia maya.
8. Rela
menghabiskan banyak uang untuk mengakses situs-situs porno yang berbayar.
Dampak Negatif
Tidak bisa dipungkiri internet adalah salah satu
penemuan besar abad ini yang mengubah cara orang hidup. Teknologi ini
mempermudah pekerjaan dan interaksi sesama manusia. Tapi seperti halnya segala
sesuatu, internet juga memiliki wajah buruk atau dampak negatif yang berbahaya.
Bahaya cyber sex akan dirasakan langsung oleh pelaku
dan berdampak langsung pada kehidupan sosialnya. Jika pelaku telah menikah,
melakukan cyber sex dengan orang lain dapat membahayakan pernikahannya. Berikut
ini beberapa dampak negatif melakukan cyber sex yang perlu anda ketahui:
1. Kecanduan Cyber Sex
Salah satu bahaya cyber sex adalah kecanduan dan ini
adalah salah satu gangguan jiwa dimana penderita mengalami ketergantungan
dengan internet untuk melepaskan syahwatnya. Dan seperti halnya jenis kecanduan
lain, kecanduan cyber sex tentu akan berdampak buruk bagi diri penderita dan
kehidupan sosialnya.
Salah satu ciri utama kecanduan cyber sex adalah
pelaku tidak lagi atau tidak bergairah melakukan hubungan seks secara nyata dan
hanya bisa terpuaskan jika melakukanya di internet. Kondisi ini adalah masalah
psikoseksual yang biasanya terjadi akibat trauma seks di masa lalu.
Sebuah penelitian dilakukan oleh Greenfield dan
ditemukan bahwa rata-rata penderita kecanduan cyber sex adalah pria dengan usia
antara 25 sampai 55 tahun. Mereka sebagian besar memiliki pendidikan tinggi dan
berpenghasilan di atas rata-rata.
2. Perselingkuhan
Bahaya cyber sex yang kedua adalah dapat mengganggu
keharmonisan rumah tangga. Kimberley Young, seorang psikolog di Amerika Serikat
mengatakan bahwa perkawinan yang telah berusia 20 tahun bisa bubar gara-gara
empat bulan melakukan cyber sex, berselingkuh melalui internet. Hal ini
dibuktikan dengan data jumlah pasangan yang bercerai akibat perselingkuhan di
internet yang sangat banyak.
Banyak suami atau istri yang tidak puas dengan
kehidupan seksualnya, mereka kemudian mencoba mencari pasangan seks dan
melakukan cyber sex di internet. Mereka memilih cara ini dengan alasan lebih
aman, tidak saling mengenal, tidak ada interaksi emosional, terhindar dari
penyakit, dan tidak mungkin hamil.
Melakukan cyber sex bukan dengan pasangan yang sah
tentu saja tergolong perselingkuhan, dan seperti halnya perselingkuhan di dunia
nyata, dampaknya bisa menyebabkan perceraian.
3. Menyebabkan gangguan seksual
Bahaya cyber sex yang terakhir adalah terjadinya
gangguan seksual seperti disfungsi
ereksi pada pria. Stimulasi seks terbagi dua yaitu fisik dan mental. Contoh
stimulasi fisik adalah ciuman, rabaan, pelukan dan melakukan penetrasi seks.
Sementara stimulasi mental adalah pikiran erotis yang membangkitkan gairah
seks. Menonton film porno dan cyber sex tergolong stimulasi mental karena
pelibatan pikiran yang dominan.
Padahal seks yang normal adalah melakukannya dengan
lawan jenis secara langsung. Kata-kata erotis di layar komputer, foto atau
video lawan chating yang merangsang ditambah desahan yang membangkitkan gairah,
tidak bisa mengalahkan nikmatnya berciuman, meraba, memeluk dan melakukan
penetrasi yang nyata dengan lawan jenis.
Cyber sex ibaratnya melakukan seks tanpa penetrasi dan
hanya melibatkan emosi. Dan ditulah letak bahaya cyber sex karena bisa menimbulkan
gangguan seksual. Pria yang terlalu sering melakukan cyber sex bisa mengalami
disfungsi ereksi. Karena telah terbiasa merangsang diri dengan khayalan maka
sistem syaraf tidak merespon dengan baik ketika ada rangsangan yang nyata dari
lawan jenis, akibatnya penis tidak bisa berdiri dengan keras.
Demikian beberapa bahaya cyber sex yang
perlu anda ketahui terutama jika dilakukan bukan dengan pasangan yang sah dan
telah menyebabkan kecanduan. Gunakan internet dengan bijak dan hindari perilaku
negatif selama berselancar di dunia maya.
DAFTAR
PUSTAKA :
KINERJA KELOMPOK :
NAMA
|
NPM
|
JOBDESK
|
LINK
|
YESICA SALWA
|
1C514389
|
Searching
|
|
ANA NOVIANA
|
18514059
|
Editing
|
|
FATMA ALIYASARI
|
14514048
|
Searching
|
|
IRTIA RIFDA PAWAE
|
15514473
|
http://rifdasicewekgaul.blogspot.co.id/2016/01/fenomena-fenomena-psikologi-dan.html | |
WONDI DWI SEPTIAN
|
1C514322
|