- Back to Home »
- PSIKOLOGI KETERTARIKAN INTERPERSONAL DALAM INTERNET
Posted by : Rifda.pawae
Rabu, 30 Desember 2015
kamis,
31 Desember 2015
PSIKOLOGI
KETERTARIKAN INTERPERSONAL DALAM INTERNET
Tanggal Upload & Waktu : 31/12/2015 (12.56 WIB)
Bicara tentang ketertarikan interpersonal dalam internet, Komputer merupakan media komunikasi yang memberikan tempat baru bagi pengaruh keakraban. Kenyataannya, seseorang dengan jarak ribuan mil menjadi tidak berarti dengan adanya internet walau tidak bisa bertemu. Keakraban dan jarak fungsional ditentukan oleh layar komputer. Apakah terdapat perbedaan antara hubungan yang dijalin via computer dibanding dengan yang dibentuk dalam kehidupan sehari-hari? Jawabannya tentu saja iya, karena ketika berjumpa melalui internet, ketertarikan berkembang melalui kualitas percakapan, sedangkan mereka yang berjumpa secara langsung dengan tatap muka ketertarikannya lebih tergantung pada daya tarik fisik (Mc Kenna, Green, & Gleason, 2002). Jika kita bertemu dengan orang baru secara tatap muka kita segera melihat penampilan fisiknya. Sebaliknya, ketika orang bertemu online, mereka dapat menyembunyikan tampangnya dan ciri lain yang mungkin menurunkan daya tariknya, seperti rasa gugup saat berada dalam situasi sosial. Anonimitas internet dapat memudahkan orang untuk mengungkapkan informasi personalnya. Sebagai akibatnya, individu mungkin merasa bahwa mereka lebih mampu mengekspresikan aspek-aspek penting dari diri riil mereka saat berinteraksi melalui internet. Katelyn McKenna dan rekannya (2002) memperkirakan bahwa orang mungkin menjalin persahabatan awal dengan cepat secara online ketimbang melalui tatap muka.
Melalui internet orang dapat melakukan komunikasi dengan
orang lain atau bahkan dengan beberapa komunitas sekaligus, chatting online
dengan fasilitas beberapa room yang tersedia memungkinkan seseorang dapat
berkomunikasi secara bersama, atau beberapa komunitas website (social
networking) seperti Friendster, MySpace, Facebook, atau Twitter memberikan
kesempatan bagi setiap orang untuk mengekspresikan dirinya ke depan publik.
Beberapa individu lebih merasa dirinya nyaman bila bertemu dengan teman di
dunia maya dibandingkan teman dalam dunia nyata. Individu yang ketagihan untuk
terus chatting dalam menjalin hubungan dengan orang lain secara online.
Kecanduan ini secara bertahap akan membuat individu tersebut lebih mementingkan
orang yang ia kenal melalui online dibandingkan dalam kehidupan nyata. dari
beberapa penelitian menyebutkan bahwa sebagian besar individu yang terlibat
dalam komunikasi cyberspace (seperti; mailing list, diskusi group, forum, chat
rooms, bulletin boards, dsb) memperoleh pengalaman-pengalaman yang
menguntungkan dalam hubungan sosial, akan tetapi tidak berlanjut pada kontak
sosial yang nyata. Minimnya komunikasi verbal, dimana individu mencoba memahami
teks-teks kalimat yang muncul membuat kondisi tersebut menjadi sebuah tantangan
yang menarik bagi pengguna internet (Huang, 1996). Sebuah hubungan interpersonal
didasarkan pada tingkat pemahaman teks-teks (kalimat) menjadi daya tarik
sendiri bagi beberapa orang, tidak perlu takut dalam mengungkapkan argumentasi,
malu dan merasa bebas dalam mengekspresi dirinya dimana pada kenyataan
sehari-hari dalam dunia nyata adalah hal yang sulit mengungkapkan perilaku
tersebut pada orang asing yang baru kita kenal.
Dalam beberapa hal, beberapa individu juga cenderung untuk
menutup dirinya dan bersikap bohong, dimana kata-kata teks yang diungkapkan
tidak sesuai dengan perilakunya dalam keseharian, kejadian ini akan terus
berlanjut selama komunikasi di internet terus dilakukannya. Teks juga hanya
memberikan pemahaman yang tidak memadai dalam memahami sebuah kondisi
emosional, kesalahan dalam interpretasi sering terjadi dibandingkan dengan
kondisi nyata (real life). Kondisi-kondisi ini akan menjadi tantangan bagi
pengguna internet untuk terus melibatkan dirinya secara online lebih mendalam.
Penyebab daya tarik antara individu yang
satu dengan yang lainnya adalah :
1. Kedekatan
fisik
2. Kesamaan
pendapat dan kepribadian, minat dan pengalaman, gaya interpersonal
3. Adanya
rasa suka secara timbal balik (reciprocal liking)
4. Daya
tarik fisik.
TEORI-TEORI KETERTARIKAN INTERPERSONAL
1. Social Exchange Theory: Gagasan
bahwa perasaan orang tentang suatu hubungan tergantung pada persepsinya
mengenai hasil positif (rewards) dan ongkos (costs) hubungan,
jenis hubungan yang mereka jalani, dan kesempatan mereka untuk memiliki
hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
2. Equity Theory: Gagasan bahwa orang akan
bahagia dengan hubungan yang dijalinnya bila pengalaman rewards dan costs dan
kontribusi antara dua belah pihak diperkirakan seimbang.
TUJUAN KOMUNIKASI
INTERPERSONAL
1.
Menemukan Diri Sendiri
Tujuan komunikasi interpersonal
adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan
interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita
maupun orang lain. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk
berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat
menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan
tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain,
kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan
tingkah laku kita.
2.
Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal
menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain
yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari
komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada
kita dari media massa, hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari
atau didalami melalui interaksi interpersonal.
3.
Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang
Penuh Arti
Banyak dari waktu kita pergunakan
dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan
sosial dengan orang lain.
4.
Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah
sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh
menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru,
membeli barang tertentu, melihat film, menulis dan membaca buku, memasuki
bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak
menggunakan waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
5.
Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas
yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman
mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pekan, berdiskusi mengenai olahraga,
menceritakan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang
untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu
dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks
dari semua keseriusan di lingkungan kita.
6.
Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi
klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan
profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi
membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita
berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan
mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.
EFEKTIFITAS
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Efektivitas
Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan
yaitu keterbukaan (openness),
empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness),
dan kesetaraan (equality).( Devito, 1997, p.259-264 ).
1.
Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada
sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal
yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini
tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat
hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi.
Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang
biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut. Aspek keterbukaan
yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur
terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap
pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang
bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak
mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidakacuhan, bahkan
ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan. Kita memperlihatkan keterbukaan
dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain. Aspek ketiga
menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974).
Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang
anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara
terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang
menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).
2.
Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan
empati sebagai ”kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami
orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui
kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang
lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu
seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan
perasaan yang sama dengan cara yang sama. Orang yang empatik mampu memahami
motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan
dan keinginan mereka untuk masa mendatang. Kita dapat mengkomunikasikan empati
baik secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan
empati dengan memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui
ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi
komtak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3)
sentuhan atau belaian yang sepantasnya.
3.
Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif
adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep
yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang
terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung.
Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan
evaluatif, (2) spontan, bukan strategi, dan (3) provisional, bukan sangat
yakin.
4.
Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif
dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap
positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita
berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi
interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang
memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua, perasaan positif
untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif.
Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang
tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap
situasi atau suasana interaksi.
5.
Kesetaraan (Equality)
6. Dalam setiap situasi, barangkali
terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih
tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua
orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan
ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara.
Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama
bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang
penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai
oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya
untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk
menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan
menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain.
Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers,
kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat”
kepada orang lain.
Daaftar Pustaka:
Kinerja Kelompok
NAMA
|
NPM
|
JOBDESK
|
LINK
|
Yesica
Salwa
|
1C514389
|
Searching
|
|
Ana
Noviana
|
18514059
|
||
Fatma
Aliyasari
|
14514048
|
||
Irtia
Rifda Pawae
|
15514473
|
searching
|
|
Wondi
Dwi Septian
|
1C514322
|
Materinya cukup jelas, lengkap dan mudah dimengerti. Semoga bermanfaat. Terima kasih.
BalasHapusterimakasih kembali.
Hapusmaterinya cukup bagus dan bermanfaat. Terimakasih
BalasHapusTerimakasih kembali Erna
HapusInfonya sangat membantu thx
BalasHapusterimakasih Juga
Hapussama-sama
BalasHapus